Title : Lethal (chap 1)
Author: Azure Icesky
Length: Chaptered
Genre : Fantasy, Thriller
Rating : PG-15
Drapp!! Drapp!! Drapp!!
Aku berlari kencang mendaki
bukit berselimut salju dengan nafas terengah. Entah karena terlalu lelah atau
karena air mata, pandanganku perlahan-lahan mulai mengabur. Hutan pinus di
depan sana terlihat begitu jauh, terlalu jauh untuk digapai di tengah badai
salju yang luar biasa ini. Sial! Tenagaku mulai habis, tapi aku tidak boleh berhenti
berlari.
“KRIS!! HENTIKAN!!!”, suara itu
terdengar nyaring merambati seluruh penjuru bukit, membuatku bergidik.
Kini setelah aku mencapai hutan
pinus, aku membungkuk dan menumpukan tangan di lutut sembari mengatur nafas.
Kusandarkan punggungku di pohon itu, lalu mendongak. Gelap. Langi itu gelap.
Dan di bawah kegelapan ini, apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah nantinya
seseorang menemukan kami?
Sepertinya...
Sepertinya setahun lalu semuanya tidak seperti ini...
“Halo, aku Zhang Yixing”,
kalimat itu begitu sering kuucapkan pada hari-hari pertama aku pindah ke sini.
Teman-teman baru menyambutku dengan cukup baik, dan kurasa tidak ada kearoganan
tercermin di balik keeksklusifan mereka. Sekarang, biar kucoba mengingat nama
mereka satu per satu. Yang kulitnya agak gelap itu Jongin. Yang kulitnya sangat
putih itu Kyungsoo. Yang matanya sangat sipit itu Baekhyun. Lalu...ah, yang
suka tertawa itu Chanyeol. Orang-orang menjulukinya Happy Virus dan aku setuju
dengan hal itu. Selain itu, ada juga Junmyeon, Jongdae, Minseok, Sehun,
dan...oh, benar, aku hampir lupa menyebutkan ada 3 orang berkebangsaan China di
sini selain aku. Xi Luhan, Hwang Zhitao, dan Wu Yifan.
Bagiku yang seorang pelupa, bisa
mengingat semua nama itu dalam satu hari adalah pencapaian yang luar biasa.
Ini adalah Seoul Arts
University, sebuah universitas eksklusif yang menampung orang-orang seperti
kami—orang-orang yang menyukai bidang seni, terutama musik. Selain gedungnya
yang cukup luas, universitas ini juga menyediakan dorm untuk para mahasiswanya,
terutama seperti seorang mahasiswa pertukaran pelajar sepertiku. Setiap kamar
dalam dorm tersebut dihuni empat orang, dan tidak akan ada kamar khusus untuk
mahasiswa asing. Kebijakan ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan antara
mahasiswa asing dan dalam negeri. Jadi di sinilah aku sekarang, terjebak dalam
satu kamar bersama Luhan, Baekhyun, dan Jongin.
“Yixing! Yixing!”, seseorang
mengguncang-guncang bahuku hingga aku terbangun. Hal pertama yang kulihat
adalah mata sipit Baekhyun yang lucu. “Kau mau makan? Ayo kita ke cafe”.
Aku terduduk, lalu mengucek
rambutku sambil menguap. Jam berapa sekarang? Jam 7 malam. Aku telah tidur
terlalu lama.
“Ya, tunggu sebentar. Aku mandi
dulu”, aku baru saja beranjak ketika tangan Baekhyun tiba-tiba menghadangku.
“Mandi nanti saja. Luhan dan yang
lain sudah menunggu di bawah”.
“Tapi...”.
“Sudahlah, cuci muka saja sudah
cukup”.
\
Aku tertawa renyah. “Oke,
baiklah kalau begitu”.
Malam itu kami berdua belas pergi
makan ke cafe, da bagiku, itu adalah momen yang sangat berharga karena itu
adalah langkah awal aku mengenal mereka. Selanjutnya aku tahu bahwa sifat Luhan
dan Baekhyun tidak sekekanakan wajahnya. Aku tahu bahwa Jongin yang sering
terlihat arogan itu sebenarnya sangat pendiam. Ia suka menonton film dewasa
dengan Sehun dan membicarakan hal yang mereka lihat sambil bercanda. Aku juga tahu bahwa Chanyeol dan Su-Ho sangat
suka clubbing. Toleransi alkohol mereka berdua sangat tinggi.
“Apa menurutmu suatu hari nanti
kita bisa debut?”, Minseok membuka pembicaraan dengan nada skeptis. Satu hal
yang perlu kau ketahui adalah bahwa mereka semua telah menjadi trainee sebuah
perusahaan entertainment bernama SM. Dan ketika mereka membicarakan hal itu,
aku mulai merasa iri. Ya, aku ingin seperti mereka. Memilikki harapan untuk debut
dan memberikan yang terbaik untuk penggemar.
Mungkin, suatu hari nanti, aku
harus mencoba...
"Tentu saja bisa. Apa kau tidak
tahu perusahaan telah berencana mendebutkan satu grup? Ini kesempatan emas kita”,
ucap Luhan menggebu. Jika dibandingkan dengan Junmyeon atau Kris—nama panggilan
Yifan-- yang telah ditrainee sejak SMA, maka umur trainee Luhan belumlah
seberapa.
“Yixing, kau tidak mau mencoba?
Bukankah kau punya bakat dalam dance?”, Chanyeol menatapku dengan mata
bulatnya, dan itu membuat tawaku terselip.
“Mungkin tidak sebagus kalian”, ucapku
tidak percaya diri.
Tapi aku salah. Rupanya
kemampuan danceku jauh lebih baik dari yang kuduga—dan semua orang duga.
Beberapa minggu setelah self performance itu, SM merekrutku untuk menjadi
trainee. Tentu saja aku sangat senang. Satu jalan emas telah terbuka.
Selanjutnya, aku berharap kami
bisa debut bersama-sama, berdua belas.
Tapi tentu saja perjalanannya
masih sangat panjang.
Hari debut itu,...kapan
datangnya?
_________________________________________________________________________________
“Yixing! Ini...milikmu?”, mata
Luhan membulat ketika ia tanpa sengaja menemukan kertasku di dalam laci. Aku
terkejut setengah mati. Kadang keusilan Luhan bisa membuat orang lain berada kesulitan.
Aku segera merebut kertas itu
dari tangannya, lalu meremasnya hingga membentuk gumpalan. Aku tidak berani
menatap Luhan secara langsung karena aku benci dengan tatapan yang mungkin akan
aku dapat. Kutarik nafas dalam-dalam sebelum memaksakan sepatah dua patah kata
untuk keluar.
“Tolong...tutup mulutmu soal hal
ini”.
_________________________________________________________________________________
TO BE CONTINUED!!
PLEASE LEAVE A COMMENT AFTER READING IT. DON'T BE A SILENT READER. THANK YOU~ :)
oh ya, maaf karena belum sempet bikin posternya. Poster menyusul >.<v
No comments:
Post a Comment