Title : The Angel I Loved
Author : theazuresnow
Characters : EXO-M Lay, Zhang Xue-Li (OC), EXO-M Kris
Length : Drabble
Ketika cahaya matahari pertama
pagi mengelus lembut pipinya, pemuda berdarah China itu mulai membuka matanya
perlahan. Langit-langit ruangan itu terlihat berputar-putar baginya. Ia tak
menyadari bahwa sebenarnya kepalanyalah yang tengah pusing. Ditariknya nafas
dalam-dalam, ingin memastikan. Setelah insiden mengerikan kemarin malam, apakah
ia masih bernafas di dunia? Ataukah ia
kini telah berada di tempat yang mereka sebut sebagai surga? Pemuda itu masih
memikirkannya keras-keras sampai kemudian suara lembut sang bidadari
menyadarkannya.
“Yi-Xing ge”, ucapnya lembut.
Zhang Yi-Xing—nama pemuda itu—menoleh pada gadis yang duduk
di tepi ranjangnya.
“Xue-Li”, panggil Yi-Xing lemah. “Bagaimana keadaanmu?”.
Seolah semuanya baik-baik saja,
seolah tidak pernah terjadi apa-apa, gadis itu tersenyum lembut. Binar matanya
diam-diam menghangatkan hati sang pemuda yang tengah sekarat itu. Jemari
lentiknya terulur, menyentuh dan membelai lembut wajah sang pemuda.
Jemari-jemari itu terasa dingin, namun juga terasa hangat bagi sang pemuda.
Seolah setiap gerakannya menjanjikan ketenangan yang begitu didamba jiwa-jiwa
di dunia.
“Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja”, ucap Xue-Li
menenangkan.
Yi-Xing tersenyum lega.
Setidaknya, walaupun ia harus merelakan tubuhnya terbaring tak berdaya di rumah
sakit, gadis yang dicintainya itu selamat.
“Baguslah kalau begitu.—Oh, kau
mau kemana?”, ucapnya terkejut ketika Xue-Li tiba-tiba beranjak pergi dari
sisinya. Ia berjalan menuju pintu kamar rawat Yi-Xing dengan langkah yang
begitu sunyi. Tak meninggalkan jejak suara setitik pun. Sunyi.
“Waktuku sudah habis. Aku harus
pergi”, ucapnya tanpa menoleh pada pemuda di belakangnya.
“Tunggu!! Xue-Li!! Jangan
pergi!!!”, tangan Yi-Xing bergerak-gerak di udara, berusaha menggapai sosok bak
bidadari yang kini semakin menjauhinya tersebut. Ia ingin berlari, menggapai
punggung Xue-Li, lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang. Namun selang-selang
medis yang menancap di tubuhnya seolah membelitnya kuat-kuat, mengikat lengan
dan kakinya agar tak bergerak.
“Xue-Li!!!”, Yi-Xing berteriak
keras, sementara batinnya meraung, memohon pada Tuhan agar gadis itu tak pergi
meninggalkannya. Namun semuanya sia-sia. Gadis itu menghilang di balik cahaya
putih yang menyambut jiwanya, dan air mata Yi-Xing mengalir jatuh.
“Xue-Li...”, ratapnya penuh
kepedihan. Dipejamkannya matanya, dan kini, ketika ia membuka mata untuk kedua
kalinya, ia telah berada dalam keadaan yang berbeda.
Tak sepenuhnya berbeda.
Langit-langit ruangan itu masih
sama. Selang-selang medis yang membelitnya juga masih sama. Hanya saja keadaan di
sekitarnya berbeda. Ia bisa melihat bahwa badai salju yang kemarin malam hampir
membunuhnya masih terjadi di luar sana. Kaca jendela ruangan itu membeku dari
luar, sementara penghangat ruangan yang terpasang di dekat ranjangnya
sepertinya sia-sia saja. Ia masih kedinginan.
“Lay”. Seorang pemuda tinggi
besar berdiri di dekat ranjangnya bersama beberapa pemuda lain. Mereka
menatapnya dengan tatapan iba.
“Kris.
Bagaimana...keadaan...Xue-Li?”, tanya Yi-Xing. Ia mendapati tubuhnya jauh lebih
lemah daripada ketika dalam mimpi tadi.
Kelima pemuda itu terdiam,
sama-sama tak mampu menceritakan yang sebenarnya terjadi pada Yi-Xing. Dan
melihat kediaman mereka, Yi-Xing segera menyadari segalanya. Bahwa gadis yang
kemarin malam ia coba selamatkan dari amukan badai salju kini telah tiada.
Bahwa gadis tak selamat. Bahwa mimpi yang hampa tadi adalah pertemuan
terakhirnya dengan gadis itu.
Yi-Xing memejamkan mata. Air
matanya mengalir jatuh di pelipisnya, lalu membasahi daun telinganya. Dingin
sekali. Ia merasakan air matanya sangat dingin, mungkin lebih dingin dari salju
di luar sana. Air mata yang begitu dingin karena dipenuhi kesedihan. Ia tahu,
ini adalah menit pertama ia hidup di dunia tanpa bidadari yang
dicintainya...dan akan terus seperti itu seumur hidupnya.
_________________________________________________________________
Hayo, yang baca wajib comment.Thanks>.<
No comments:
Post a Comment